Waruga Sawangan Situs Megalitikum Bersejarah Seni Tinggi di Minahasa Utara

Jika Anda menyukai wisata yang menguak budaya Indonesia di masa lampau, maka wisata museum ini cocok untukmu. Berwisata kesini tidak hanya menambah pengetahuanmu tentang budaya, melainkan juga rasa cinta terhadap negara sendiri. Lantas, apa saja yang bisa Anda nikmati di museum ini? Mari kita lihat informasi lengkapnya di bawah ini!

Daya Tarik Taman Purbakala Sawangan

1. Peninggalan Masa Megalitikum
Ketika berkunjung ke Taman Purbakala Waruga Sawangan, Anda akan disuguhkan dengan deretan peti kuno. Berbagai peti ini terbuat dari besi pada masa megalitikum. Masa megalitikum slot deposit qris merupakan masa di mana manusia memasuki zaman batu besar. Di sini manusia sudah bisa membuat warisan budaya menggunakan bebatuan besar.

Kuburan di sana tercipta dengan keahlian khusus, menggunakan batu berongga setinggi satu meter. Kuburan bernama Waruga ini bisa menampung banyak mayat, yakni hingga 12 mayat yang termasuk satu keluarga. Selain bebatuan, di sana juga ada tanaman yang sudah berumur tua.

2. Memiliki Nilai Seni yang Tinggi
Karena sudah memasuki masa megalitikum, taman di sana bukan hanya berbentuk bebatuan. Tetapi ada hiasan yang menempel di dinding dan di bagian atas kuburan. Di bagian atas kuncup kuburan ada garis yang menandakan deposit 25 bonus 25 jumlah moyangnya. Selain itu, ada juga gambar yang menjadi informasi keluarga pemilik kuburan. Seperti gambar sapi yang menandakan seorang pemburu.

Pantai Kolongan, Surga Wisata Tersembunyi di Minahasa yang Lagi Hits
Selain adanya hiasan-hiasan di atas. Penataan letak Waruga juga sangat rapi dan enak dipandang. Ini membuat kuburan jadi terlihat rapi dibandingkan kuburan di masa sekarang. Tidak hanya kuburan, tanaman di sekitarnya juga diatur dengan rapi.

3. Budaya Indonesia yang Unik
Wisata di Minahasa ini termasuk peninggalan budaya yang unik. Dengan berkunjung ke wisata sperti ini, Anda dapat belajar kebudayaan yang belum tentu ada di daerah lain. Apalagi terdapat salah satu Waruga yang terbuka dan kita bisa melihat bagian dalamnya tanpa merusak Waruga. Sayangnya, dari 144 Waruga, hanya 33 yang bisa dipelajari oleh para ilmuwan karena banyak yang telah pudar.

4. Memiliki Cerita di Baliknya
Sama dengan peninggalan sejarah lainnya, Taman Purbakala Waruga Sawangan ini juga punya kisah di balik berhentinya masyarakat membuat Waruga. Ternyata, Waruga tertua di desa ini telah berdiri megah sejak zaman ke-8 Masehi. Awal mulanya, waruga tersebar di seluruh wilayah desa.

Namun, pada abad ke-18, para koloni Belanda meminta warga untuk berkumpul dan mengubah kebiasan menyebar Waruga di pemukiman. Sejak itu, Waruga mulai dikumpulkan pada satu tempat, layaknya kuburan yang biasa kita temukan. Alasannya, agar tidak menimbulkan penyakit yang menular pada warga.

Comments

  • No comments yet.
  • Add a comment