Kemudian, pada 1942, Hotel Oranje berganti nama menjadi Hotel Yamato. Pergantian ini terjadi usai pasukan Jepang menduduki Indonesia setelah sebelumnya berhasil mengusir Belanda. Setelah peristiwa perobekan bendera pada 1945, hotel ini berubah nama menjadi Hotel Merdeka.
Pada 1946, Sarkies bersaudara mengambil alih pengelolaan reddoortavern.com hotel sekaligus mengubah namanya menjadi L.M.S Hotel. Nama ini merupakan singkatan dari Lucas Martin Sarkies, yang tidak lain adalah pendirinya
Tidak sampai di situ, pada 1969, L.M.S Hotel berganti nama kembali usai mempunyai pengelola baru. Adapun nama tersebut adalah Hotel Majapahit yang masih digunakan hingga sekarang ini.
Warna dominan putih, pintu panjang, atap tinggi, dan bentuk jendela yang besar. Namun hotel ini sempat mengalami kerusakan akibat perang. Alhasil, setelah dilakukan renovasi, hotel ini diberi sentuhan arsitektur art nouveau dan art deco sehingga menghilangkan ciri khas awal gedung hotel.
Beberapa penghargaan yang telah didapatkan yaitu penghargaan National Geographic Traveler dalam bidan arsitektur pada 2009, 50 Hotel Terbaik Dunia oleh Majalah Maxx-M pada 2010, penghargaan Golden Circle oleh Agoda pada 2011, Certificate of Excellence by Tripadvisor pada 2012 dan 2013, dan penghargaan The Favorite Hotel in Indonesia tahun 2012 dari Tourism Awards of Indonesia.
Upaya memerdekakan Tanah Air Indonesia penuh dengan cerita perjuangan. Salah satu saksi bisu dari perjuangan tersebut adalah Hotel Yamato alias Hotel Majapahit ini.
Di sinilah terjadi peristiwa perobekan bendera pada 19 September 1945. Kala itu sekelompok orang Belanda mengibarkan bendera Belanda yang berwarna merah putih biru di atas Hotel Yamato Surabaya.
Pengibaran ini memicu rasa tidak terima dari para pejuang bangsa yang akhirnya menimbulkan aksi heroik. Dengan segenap keberanian, para pejuang merobek warna biru pada bendera dan menyisakan warna merah putih yang tidak lain adalah warna Bendera Indonesia.
ah, ini dia pengharum ruangan masa kini yang sudah semakin banyak dipakai oleh masyarakat modern. Reed diffuser tidak menggunakan listrik atau api, yang membuat asapnya bisa menetap di perabotan rumahmu, Bela. Seperti namanya, reed diffuser menggunakan stik kayu atau bambu, untuk menyerap minyak aromaterapi dan menyebarkan wanginya ke seluruh ruangan. Lebih aman dan tidak bikin polusi udara, deh!
Terinspirasi dari tempat pendiri bermukim di Vancouver, Kanada, membuat produk-produk reed diffuser Hairess memiliki aroma yang membangkitkan perasaan nostalgia. Sehingga, serasa kembali ke momen, tempat dan waktu yang kita rindukan.
Dengan harga mulai dari Rp165.000, maka hunian, kamar tidur atau kamar mandi kamu yang awalnya tidak terlalu membawa gairah, bisa menjadi lebih homey dengan wewangian elegan layaknya menginap di kamar hotel bintang lima.