Sourdough atau roti asam adalah salah satu jenis roti yang paling disukai di seluruh dunia. Bukan hanya karena teksturnya yang kenyal dan garing, tetapi juga karena rasanya yang unik—lebih kaya, lebih dalam, dan sering kali disebut lebih kompleks dibandingkan dengan roti biasa. Apa yang membuat sourdough begitu istimewa dan kenapa rasanya bisa berbeda begitu mencolok? Artikel ini akan membahas beberapa faktor yang berperan dalam menciptakan rasa kaya dan kompleks pada roti sourdough.
Proses fermentasi ini berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Selama proses ini, ragi dan bakteri berkolaborasi untuk mengubah gula dalam tepung menjadi karbon dioksida dan asam laktat, yang tidak hanya membuat adonan mengembang, tetapi juga menghasilkan senyawa-senyawa yang memberikan rasa asam dan lebih kompleks.
Ragi dalam sourdough lebih lambat bekerja dibandingkan ragi komersial, yang memungkinkan bakteri asam laktat untuk berkembang biak. Bakteri ini menghasilkan asam laktat dan asam asetat, yang memberikan rasa khas pada sourdough. Semakin lama proses fermentasi, semakin intens rasa yang dihasilkan. Itulah sebabnya sourdough yang difermentasi selama 12 hingga 24 jam akan memiliki rasa yang lebih kaya dan tajam dibandingkan dengan roti yang hanya difermentasi beberapa jam.
Kombinasi kedua asam ini menciptakan rasa yang lebih berlapis pada sourdough, yang tidak ditemukan pada roti biasa yang dibuat dengan ragi komersial. Pada roti dengan ragi komersial, fermentasi hanya berlangsung lebih singkat, sehingga rasa asam https://awesomesourdough.com/ ini tidak muncul dengan intensitas yang sama.
Selain itu, asam ini juga berperan dalam peningkatan tekstur dan daya simpan roti. Asam laktat membantu memperbaiki struktur gluten dalam adonan, menciptakan tekstur roti yang kenyal. Sementara itu, asam asetat bertindak sebagai pengawet alami, memperpanjang umur simpan sourdough.
Setiap starter memiliki “kepribadian” yang berbeda, yang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti jenis tepung yang digunakan, suhu, dan kelembapan tempat starter disimpan. Bahkan dua orang yang menggunakan starter dari tempat yang berbeda bisa menghasilkan sourdough dengan rasa yang sangat berbeda. Ini memberikan lapisan kompleksitas pada sourdough yang tidak bisa ditemukan pada roti biasa, yang menggunakan ragi komersial standar.
Tepung gandum utuh juga memiliki rasa yang lebih dalam dan lebih “gurih” dibandingkan dengan tepung gandum putih, yang pada gilirannya mempengaruhi rasa sourdough. Selain itu, beberapa pembuat sourdough menggunakan campuran tepung dari berbagai jenis biji-bijian, seperti tepung rye atau tepung barley, untuk menghasilkan rasa yang lebih beragam dan kompleks.
Proses pengasaman alami ini juga memungkinkan untuk adanya perubahan kimia dalam adonan, seperti pembentukan senyawa asam lemak dan kompleksitas flavor lainnya yang tidak bisa dicapai melalui proses pembuatan roti biasa. Ini menambah dimensi baru pada rasa sourdough, menjadikannya lebih kompleks dan lebih bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti waktu fermentasi dan suhu.