Produk kerajinan tradisional, juga tenun, sesungguhnya bukan hal yang berseberangan bersama teknologi. Bahkan, menenun sesungguhnya adalah tehnik untuk memproses kain bersama pertolongan teknologi alat tenun. Sehingga bisa dikatakan bahwa teknologi selamanya menopang penciptaan kain tenun sepanjang ribuan tahun.
Menurut Google Art plus Culture bulupayung.id, teknologi digunakan didalam memproses tenunan tekstil sejak awal abad ke-19 di Jerman dan Inggris. Meski demikian, kemajuan teknologi dan studi keluar seperti memicu penenun tradisional tertinggal. Menurut pengalaman penulis yang bekerja di tekstil tradisional Indonesia sepanjang lebih dari sepuluh tahun, tradisi dan filosofi kerja pengrajin halangi pengembangan teknologi. Selain itu, lokasi pengrajin tradisional di tempat terpencil juga menghambat penetrasi teknologi.
Sebagai respons pada hal ini, sebagian group nonkonvensional telah coba melestarikan tradisi kuno ini bersama manfaatkan teknologi. Salah satunya adalah DiTenun. DiTenun adalah aplikasi kecerdasan buatan (AI) untuk membuahkan pola tenunan yang tak terbatas berdasarkan koleksi information tenunan. Data selanjutnya terdiri dari pola tenunan tradisional dari semua Indonesia.
DiTenun adalah singkatan dari Digital Tenun Nusantara. bangrusli.id Awalnya, aplikasi ini merupakan hasil penelitian kolaboratif dari startup teknologi dan seni Indonesia yang disebut Batik Fractal Indonesia dan Institut Teknologi Del pada th. 2015. Ide awalannya adalah menciptakan aplikasi digital untuk menopang pengrajin tradisional di semua Indonesia untuk menciptakan pola baru berdasarkan pola lokal mereka.
Dasar dari aplikasi ini adalah pertumbuhan basis information pola tradisional, yang akan berkontribusi membangun perpustakaan pola tenunan asli yang ringan diakses. Penelitian ini didanai oleh LPDP (Indonesia Endowment Fund for Education) di bawah platform RISPRO (Innovative plus Productive Research Fund).
Pada akhir proyek pengembangan aplikasi ini pada th. 2021, group penenun bisa membuka fungsi lengkap dari DiTenun App Beta yang memuat database pola tenun tradisional dari beraneka tempat di Indonesia. Pada akhirnya, pengguna yang tidak mahir manfaatkan teknologi atau tinggal di desa bisa mempunyai lembar kerja berwarna yang dicetak, yang bisa mereka manfaatkan untuk memicu pola tenun baru untuk pembeli. Langkah sesudah itu yang tidak ringan adalah membiasakan para penenun bersama teknologi ini bersama infrastruktur teknologi yang belum berkembang di pedesaan Indonesia.
Peran AI di DiTenun bukanlah untuk menggantikan kreativitas manusia, melainkan mengotomatisasi keterampilan dan melestarikan pengetahuan asli, dan juga mendorong sehingga pengetahuan budaya akan konsisten hidup dari generasi ke generasi.